Pariwisata

Pariwisata
Telaga Warna

Minggu, 31 Juli 2011

Telaga Menjer


Merupakan telaga alam yang terluas di Kabupaten Wonosobo, berada pada ketinggian 1300m diatas permukaan air laut dengan luas 70 ha dan kedalaman air mencapai 50m. Telaga Menjer terletak di desa Maron Kecamatan Garung, 12 km sebelah utara Kabupaten Wonosobo. Selain sebagai tempat pariwisata Telga Menjer ini berfungsi juga sebagai pembangkit listrik tenaga air. Telaga menjer memiliki pemandangan hijau yang sangat menakjubkan yang dapat dinikmati dengan berjalan kaki mengelilingi bukit yang ada atau bahkan dengan menggunakan perahu yang telah disediakan. Selain menikmati pemandangan, ada juga yang memancing atau berenang di tepi telaga.

Sabtu, 30 Juli 2011

Agro Wisata Tambi

Terhampar luas di lereng gunung Sindoro, dengan ketinggian lebih dari 1200-200 m di atas permukaan laut. Suhu udara antara 15-24 derajat Celcius. Agrowisata Tambi terletak di perkebunan Tambi dengan kebun dan pabrik teh, pondok wisata, kolam pemancingan, lapangan tennis, taman bermain, serta sarana outward bound management. Di perkebunan teh tambi ini, anda dapat menikmati panorama yang indah yakni hamparan kebun teh yang sangat luas. Selain itu, para wisatawan juga dapat menikmati secara langsung seduhan teh tambi yang khas dan hangat di suasana kebun teh yang sejuk.

Wonosobo Culinary


Mie Ongklok
Mie Ongklok dimasak dari ramuan bahan terpilih yang dimasak dengan dikocok-kocok atau diongklok dalam bahasa Jawa. Mie tersebut diongklok di dalam kuali berisi air panas yang sudah dibumbui. Ketika mie sudah masak kemudian ditambahkan ebi dan kuah kental khas. Disajikan panas dan sangat pas dinikmati di udara Dieng yang dingin. Sebagai pelengkap, biasanya mie ongklok disajiakn dengan tempe kemul khas Wonosobo dan sate serta sambal kacang khas Wonosobo.

Purwaceng
Tanaman yang tumbuh liar di Dataran Tinggi Dieng ini dikenal sebagai obat kuat alias penambah gairah dan vitalitas pria. Purwaceng biasanya diolah dalam bentuk bubuk purwaceng, kopi purwaceng dan susu purwaceng. Akan lebih nikmat lagi jika dinikmati hangat sambil menikmati dinginnya udara Dataran Tinggi Dieng.



Buah Kemar dan Carica
Buah kemar atau biasa disebut terong Belanda dan Carica diolah oleh penduduk Dataran Tinggi Dieng menjadi sirup, manisan, dan dodol. Buah kemar yang berwarna ungu ini juga sering ditambahkan ke sirup carica dari buah carica. Buah carica yang bentuknya seperti pepaya kecil berwarna kuning ini sering diolah juga menjadi manisan, dan biasanya dijual dalam botol-botol selai. Setelah jadi manisan rasanya manis dan teksturnya seperti buah mangga. Keduanya adalah oleh-oleh istimewa khas Wonosobo. Tanaman carica hanya dapat ditemui di Wonosobo, karena udara yang cocok untuk menumbuhkan pohon carica ini sangat menentukan pertumbuhan taanman tersebut. Jadi, carica hanya dapat dijumpai di Wonosobo.

Jumat, 29 Juli 2011

Dieng Plateau Theatre


Pusat Interpretasi potensi alam dan budaya Kawasan Dataran Tinggi Dieng yang diberi nama Dieng Plateau Theatre (DPT) dibangun diatas prakarsa Gubernur Jawa Tengah. Diharapkan wahana wisata tersebut dapat menjadi madnit yang kuat untuk mengembangkan pariwisata Jawa Tengah. DPT dilengkapi sarana audio visual dan film tentang Dieng Plateau serta aktifitas vulkanik Gunung Dieng. DPT berada di atas telaga warna di Lereng Bukit Sikendil Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
Dieng Plateau Theater menampilkan pertunjukan berupa pemutaran film dokumenter yang berisi gambaran pembentukan kawah-kawah di Dieng Plateau dan peristiwa Tragedi Kawah Sinila beberapa puluh tahun yang lalu.

Dataran Tinggi Dieng


Dieng berasal dari bahasa Sanksekerta yaitu "di" yang berarti tempat yang tinggi dan "Hyang" yang berarti kahyangan. Maka "Dieng" bisa berarti daerah pegunungan dimana para dewa dan dewi bersemayam. Dieng salah satu tempat tersucu di Dunia, dimaan banyak orang sering beribadah atau mencari berkah di Dieng ini.Dieng juga dapat diartikan dalam bahasa Jawa "Adi tur Aeng" yang artinya indah dan unik, dimana Dieng mempunyai kelebihan dan perbedaan tersendiri dibanding kota lain. Candi-candi Dieng merupakan Candi Hindu tertua di Indonesia.
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan  gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musum kemarau Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstonetaupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.
Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.Kawasan Dieng merupakan penghasil sayuran dataran tinggi untuk wilayah Jawa Tengah.Kentang adalah komoditi utama. Selain itu, wortel, kubis dan berbagai bawang-bawangan dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica) dan jamur.
Namun demikian, akibat aktivitas pertanian yang pesat kawasan hutan di puncak-puncak pegunungan hampir habis dikonversi menjadi lahan pertanaman sayur.
Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal. Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat  fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25°C (Jojogan) sampai 58°C (Siglagah). Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidroterma.



Selasa, 19 Juli 2011

WONOSOBO TOURIST ATTRACTION


Wonosobo adalah kota kedua di Jawa Tengah yang banyak dikunjungi wisatawaan mancanegara setelah Candi Borobudur. Wonosobo mudah  dijangkau dari segala penjuru dan didukung prasarana jalan yang memadahi. Potensi yang dimiliki kota Wonosobo sangatlah beragam dengan budaya yang adiluhung serta objek wisata yang alami. Keramah-tamahan masyarakat Wonosobo juga mendukung pariwisata Wonosobo. Sarana wisata yang lengkap, hotel berbintang maupun berstandar melati, rumah makan yang melayani berbagai selera juga makanan tradisional yang tak kalah lezat. Sarana pendukung lainnya seperti pasar tradisional, pasaraya, telepon umum, bank dan penukaran uang, sarana olahraga, kerajinan tangan atau cenderamata yang beraneka ragam tersedia di Wonosobo.
Pembangunan sektor wisata di Kabupaten Wonosobo merupakan faktor kunci pembangunan faktor lain. Dalam kaitan itulah pemerintah Kabupaten Wonosobo menunjukkan bukti nyata bahwa Wonosobo adalah Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jawa Tengah yang barang tentu akan mendapatkan perhatian yang cukup baik dan positif  dari wisatawan Nusantara mupun Mancanegara.Upaya tersebut telah diwujudkan dengan program-program pembangunan obyek dan daya tarik wisata, serta merangsang masyaarkat untuk membuka usaha pariwisat baru, guna memenuhi kebutuhan persinggahan dan persinggahan wisatawan di Kabupaten Wonosobo. Pengembangan kepariwisataan, agar lebih berhasil dan berdaya guna harus ditunjang dengan tersedianya sarana informasi yang lengkap, sehingga daya tarik wisata dan budaya di Wonosobo lebih dikenal, serta menjadi salah satu tujuan wisatawan. Berikut ini merupakan berbagai pesona wisata kabupaten Wonosobo yang sayang jiak anda lewati saat berda di Wonosobo: